Jerawat masih menjadi salah satu masalah kulit yang paling banyak dialami oleh orang Indonesia. Faktor penyebabnya pun beragam. Mulai dari masalah hormon yang tidak stabil, kebiasaan bersih yang kurang baik, perubahan cuaca yang signifikan, hingga polusi udara yang kotor. Ada beberapa jenis jerawat yang biasanya dialami dan familiar bagi orang Indonesia. Yakni jerawat batu dan jerawat cystic.
Namun di masa pandemi COVID-19, terdapat sebuah jenis jerawat baru yang cukup populer. Jerawat jenis ini muncul akibat kebiasaan penggunaan masker secara konsisten. Penggunaan masker sendiri diwajibkan oleh World Health Organization atau WHO sejak 2020 untuk menekan angka penularan COVID-19. Masker wajib digunakan terutama saat hendak beraktivitas di luar rumah.
Akibat dari kewajiban penggunaan masker ini, muncul sebuah masalah baru. Selama pandemi COVID-19, muncul sebuah istilah baru yang menggambarkan kondisi kulit akibat penggunaan masker yang disebut sebagai maskne. Istilah ini semakin berkembang dan populer tidak hanya di masyarakat Indonesia, melainkan juga masyarakat dunia. Mereka yang mengalami maskne bukan hanya mereka yang sudah terbiasa dengan jerawat, melainkan orang tadinya tidak berjerawat sama sekali bisa mengalami maskne karena menggunakan masker.
Mengutip dari Healthline, maskne tidak sesederhana disebabkan oleh penggunaan masker yang menimbulkan jerawat. Melainkan juga menjadi manifestasi dari berbagai masalah kulit, seperti kemerahan, benjolan, dan iritasi. Lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan maskne?
Apa itu Maskne?
Mengutip dari laman RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, masken merupakan sebuah bentuk dari akne mekanika. Hal ini sebabkan oleh penggunaan masker secara konsisten sehingga menyebabkan trauma fisik pada permukaan kulit. Trauma fisik ini dihasilkan oleh adanya gesekkan, gosokan, serta tekanan bahan masker yang bersentuhan langsung dengan wajah.
Menurut laporan, gesekan kulit dapat meningkatkan level interleukin-1 yang berperan pada proses terjadinya maskne. Tidak hanya ditimbulkan dari trauma fisik, maskne juga terjadi akibat adanya ketidakseimbangan mikrobiome kulit. Hal ini dipengaruhi oleh suhu, pH, dan kelembapan kulit itu sendiri.
Seperti yang dirasakan banyak orang, saat memakai masker, kulit cenderung terasa panas, lembap, terlebih lagi produksi keringat yang lebih banyak dibandingkan biasanya. Apalagi kita tinggal di daerah beriklim tropik dengan polusi udara tinggi yang menyebabkan kulit semakin rentan terhadap jerawat.
Sebuah penelitian menunjukkan suhu yang meningkat sebesar 1 derajat saja akan mengakibatkan peningkatan ekskresi sebum hingga 10 persen. Sama halnya juga terjadi dengan perubahan keseimbangan mikrobiome kulit yang bisa mengganggu komposisi sebum kulit. Kelembapan udara yang tinggi juga dapat memicu terjadi oklusi, iritasi, serta perubahan keratinosit pada kulit lapisan luar yang berpengaruh pada tingkat keparahan jerawat.
Mekanisme terbentuknya maskne sendiri sama dengan jerawat pada umumnya. Yakni minyak berlebih, bakteri, dan sel kulit mati yang menumpuk di kulit sehingga menyumbat pori-pori. Ketika Kamu menggunakan masker akan membuat pori-pori semakin tersumbat dengan sirkulasi udara yang rendah.
Menggunakan masker juga akan meningkatkan kelembapan udara di dalam masker yang terjadi saat Kamu bernapas dan berkeringat. Sehingga meningkatkan risiko timbulnya jerawat. dr. Amy Kassouf selaku dokter kulit asal Amerika Serikat menjelaskan maskne tidak hanya terbentuk dari tingkat stres yang tinggi akibat pandemi yang memicu hormon sehingga kulit lebih rentan terjadi jerawat.
Ciri-Ciri Maskne
Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan, maskne dicurigai sebagai penyebab perburukan kondisi jerawat yang sudah ada atau munculnya jerawat yang baru pada daerah tertutup oleh jerawat. Berdasarkan kriteria klinis, maskne memiliki ciri-ciri yang berbeda dari jerawat pada umum.
Biasanya maskne akan muncul dalam waktu enam minggu sejak menggunakan masker pertama kali. Biasanya diawali dengan bintik kemerahan dan kemudian diakhiri dengan benjolan kecil di sekitar area yang tertutup masker. Area yang menjadi lokasi munculnya masker di antaranya area dagu, pipi, dan hidung.
Selain area dan bentuk jerawat yang muncul, maskne juga biasanya membentuk pola tertentu yang berbeda dari jerawat pada umumnya. Maskne cenderung membentuk pola seperti huruf O sehingga area yang tempat munculnya jerawat disebut juga sebagai zona O.
Terkadang ada beberapa kemungkinan lain dari terjadinya jerawat akibat penggunaan masker. Seperti dermatitis perioral, acne rosacea, dermatitis seboroik, dan masih banyak lagi.
Cara Mencegah Terjadinya Jerawat Akibat Penggunaan Masker
Meski suasana sudah lebih kondusif, penggunaan masker masih diwajibkan di area tertentu. Namun apakah ini artinya setiap orang yang menggunakan masker akan mengalami maskne berkepanjangan? Maskne bisa dicegah atau diminimalisir kemunculannya saat harus menggunakan masker. Ada beberapa tips yang dilakukan untuk mencegah terjadinya jerawat, berdasarkan rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).
1. Rutin Mengganti Masker
Saat harus beraktivitas sehari di luar rumah, bukan berarti masker yang dipakai hanya satu untuk seharian. Hal ini akan mengumpulkan lebih banyak bakteri, minyak, kelembapan di permukaan kulit sehingga meningkatkan risiko terjadinya maskne. Untuk itu Kamu harus bijak saat menggunakan masker.
Apabila sudah terasa lembap, panas, atau masker sudah basah karena keringat, jangan ragu untuk mengganti masker dengan yang baru. Direkomendasikan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) untuk mengganti masker setiap empat jam sekali. Jika Kamu menggunakan masker dari bahan kain, kam bisa mencucinya dengan deterjen dan air mengalir. Hindari penggunaan bahan pewangi pakaian saat mencuci masker. Atau menyemprotkan pewangi pada masker karena dapat menyebabkan alergi atau iritasi kulit.
2. Gunakan Jenis Masker yang Tepat
Ada beragam jenis masker yang bermunculan selama pandemi COVID-19. Mulai dari KF 94, KN 95, dan masih banyak lagi jenisnya tergantung dari lapisan maskernya. Semakin banyak lapisan maskernya semakin baik proteksi yang diberikan terhadap penularan virus. Namun ketebalan lapisan masker bisa menimbulkan masalah baru bagi kondisi kulit. Pada jenis masker tertentu bisa menimbulkan gesekkan kulit yang lebih parah sehingga meningkatkan potensi terjadinya maskne.
Untuk itu, sangat penting untuk menemukan jenis masker yang tepat dan nyaman. Sebisa mungkin cari masker dengan ukuran yang tidak terlalu ketat untuk mengurangi gesekkan berlebih pada kulit. Selain itu cari desain atau bentuk masker yang sesuai bentuk wajah sehingga nyaman untuk digunakan.
Selain itu, perhatikan bahan yang digunakan pada masker. Ada beberapa orang yang alergi terhadap bahan masker atau bahan kain tertentu. Kenali apakah kulitmu akan memberikan reaksi terhadap bahan kain tertentu atau tidak. Jika iya, Kamu harus selektif dalam memilih masker yang akan digunakan.
3. Gunakan Skincare yang Tepat
Menggunakan skincare berlapis-lapis tidak menjamin kondisi kulit menjadi lebih baik. Tidak dianjurkan untuk menggunakan skincare terlalu banyak jika sedang lebih banyak beraktivitas di ruangan dan sering mengenakan masker. Namun bukan berarti kita tidak merawat wajah. Kamu tetap harus merawat kulit wajah dengan basic skincare.
Dimulai dengan pembersih muka yang bersifat ringan sekaligus menutrisi kulit. Disarankan untuk melakukan double cleansing yang dimulai dengan micellair water. Rekomendasi micellair water yang bisa Kamu gunakan adalah Nivea Oil & Acne Care Micellair. Produk yang satu ini akan menjadi life changer dalam memerangi maskne karena ia mampu membersihkan kotoran, debu, dan bakteri yang terperangkap di area yang tertutup masker.
Tidak sekadar membersihkan kulit, Nivea Oil & Acne Care Micellair akan membantu merawat kulit wajah setelah menggunakan masker dengan memberikan sensasi segar di kulit berkat Oxygen Boost. Dilengkapi dengan anti bakteri yang dapat melawan bakteri penyebab jerawat sekaligus mengontrol minyak berlebih saat menggunakan masker berkat kandungan ekstrak Magnolia.
Setelah itu, Kamu bisa mencuci wajah menggunakan sabun untuk memastikan minyak, kotoran, dan sel kulit mati terangkat dari permukaan kulit. Rutinitas skincare sederhana ini bisa ditutup dengan pelembap yang bertujuan mengembalikan hidrasi kulit sebelum menggunakan masker. Pastikan Kamu menggunakan pelembap yang sesuai dengan jenis kulit agar hidrasi yang diberikan bisa sesuai dengan kebutuhan kulit. Lakukan rutinitas skincare yang simple ini setidaknya dua kali sehari untuk mengurangi potensi terjadinya maskne.
Nah, buat Kamu yang ingin lebih mengenal jenis kulit Kamu dan produk yang cocok dengan kebutuhan kulitmu, Kamu bisa mencoba SKiN GUiDE dari NIVEA ya!
4. Menggunakan Sunscreen
Sudah bukan hal baru jika sunscreen menjadi salah satu produk penting untuk diaplikasikan saat hendak keluar rumah. Sunscreen menjadi penutup rutinitas skincare di siang hari untuk memberikan proteksi pada kulit terhadap paparan sinar matahari yang berbahaya. Namun di masa pandemi seperti ini, Kamu harus bijak dalam menggunakan sunscreen.
Sebaiknya perhatikan kembali jenis sunscreen yang digunakan dan penggunaan dari sunscreen yang dipilih saat diaplikasikan ke area kulit yang akan tertutup masker. Kamu bisa memiliki sunscreen fisik atau kimia namun pastikan sunscreen yang dipilih memiliki formulasi non komedogenik. Sehingga ia tidak menyumbat pori-pori meski menggunakan masker dan mengurangi potensi timbulnya jerawat.
Selain itu, sunscreen yang disarankan untuk digunakan adalah yang memiliki kandungan SPF minimal 30 dengan spektrum yang luas. Dengan standar tersebut, sunscreen sudah dapat melindungi kulit dari bahaya sinar UVA dan UVB. Jika Kamu harus berada di luar rumah dalam waktu lama, jangan lupa untuk aplikasikan sunscreen secara berulang.
5. Bijak Mengaplikasikan Makeup
Sebenarnya tidak disarankan untuk menggunakan makeup selama kita menggunakan masker. Menggunakan makeup di saat menggunakan masker tentu akan meningkatkan potensi jerawat yang timbul. Produk makeup akan meleleh lebih cepat di bawah masker dan menyumbat pori-pori bersama minyak, sel kulit mati, dan kotoran yang menempel di permukaan kulit.
Namun jika harus menggunakan makeup untuk keperluan tentu, sebaiknya tidak menggunakan makeup yang tebal. Kamu bisa menggunakan makeup tipis dengan concealer dan blush untuk complexion ringan. Untuk meningkatkan penampilan, Kamu bisa lebih fokus pada riasan mata yang lebih stunning.
Setelah seharian beraktivitas, jangan lupa membersihkan wajah dengan Nivea Oil & Acne Care Micellair. Formula MicellAir dalam Nivea Oil & Acne Care Micellair membantu produk makeup, kotoran, debu, dan bakteri penyebab jerawat lebih mudah luntur setelah diusap. Kamu hanya perlu menuangkan Nivea Oil & Acne Care Micellair ke kapas dan usap perlahan ke seluruh area permukaan.kulit.
Tidak perlu khawatir saat menggunakan Nivea Oil & Acne Care Micellair di sekitar area mata. Pasalnya produk ini tidak terasa perih dan dapat digunakan untuk kulit sensitif sekalipun. Karena telah teruji secara klinis, Nivea Oil & Acne Care Micellair cocok digunakan untuk semua jenis kulit, terutama kulit berminyak dan berjerawat.
Link produk: https://www.nivea.co.id/produk/nivea-oil-and-acne-care-micellair-89997770175070048.html