Secara prinsip, kebanyakan dongeng itu sama karena memiliki kisah yang bermakna dan dapat diambil hikmahnya. Tapi tidak semua anak mampu menerima karena psikologinya yang berbeda-beda tergantung pada usianya, seperti pendapat Cahyono Budi Dharmawan dari Komunitas Ayo Dongeng Indonesia (Ayodi).
Ada 3 rentang usia misalnya untuk anak-anak di bawah tujuh tahun lebih cocok dengan kisah fabel yang disisipi sifat-sifat dasar yang baik. Sedangkan untuk anak sekolah dasar dapat diberi dongeng dengan tema persahabatan, dimana di usia tersebut sudah mulai menjalin hubungan secara intensif dengan teman-teman sebayanya. Dongeng tidak berhenti pada anak yang sudah duduk di bangku sekolah menengah. Bedanya, berikan kisah yang nyata terjadi, bukan fiktif untuk membantunya mencari jati diri.